Event Mendatang
Top 10 Lady Enterpreneur 2024, Smesco Building Ballroom - Jl. Jend. Gatot Subroto, South Jakarta at May 05, 2024 - 09.00 AM
Utama  

Pencarian Kebenaran, Kisah Dakwah Aisha Bhutta

Aisha Bhutta, seorang wanita yang dulu dikenal sebagai Debbie Rogers, memiliki kisah hidup yang luar biasa. Keluarganya terlahir dalam tradisi Kristen yang taat, sering hadir di gereja dan mengikuti kegiatan keagamaan dengan penuh semangat. Namun, meskipun tumbuh dalam lingkungan yang berorientasi agama, Debbie merasa bahwa ada sesuatu yang kurang dalam kehidupannya. Di tengah kegiatan gereja dan kegiatan keagamaan, ia merasakan kekosongan yang sulit dijelaskan.

Seiring berjalannya waktu, Debbie mulai mempertanyakan keyakinannya sendiri. Ia merasa bahwa kekristenan yang ia anut tidak memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Dalam kegelapan yang melingkupinya, Debbie merasa seperti mencari sesuatu yang hilang, sesuatu yang dapat memberikan makna yang lebih dalam bagi hidupnya.

Pertemuan dengan Muhammad Bhutta, seorang pria Muslim yang akan menjadi suaminya, membuka pintu bagi Debbie untuk mengeksplorasi Islam dengan lebih dalam. Muhammad adalah pelanggan tetap di toko keluarga Rogers, dan Debbie masih ingat bagaimana ia pertama kali melihatnya sholat di ruang belakang toko mereka. Ada ketenangan dan kepuasan dalam tindakan Muhammad yang mempengaruhi Debbie.

Dengan bimbingan Muhammad, Debbie mulai memperdalam pemahamannya tentang Islam. Ia mulai membaca Al-Quran, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengganggu pikirannya. Setiap ayat yang ia baca terasa seperti membuka mata barunya, membawa cahaya ke dalam kegelapan yang melingkupinya selama ini.

Pada usia 16 tahun, Debbie mengambil keputusan besar untuk memeluk Islam. Baginya, itu seperti melepaskan beban besar yang telah lama ia pikul. Ia merasa seperti bayi yang baru lahir, diberi kesempatan untuk memulai hidup yang baru dengan keyakinan yang kuat.

Namun, perjalanan Debbie ke Islam tidaklah mudah. Meskipun ia telah memeluk agama baru, orangtuanya masih menentangnya. Mereka khawatir bahwa Debbie, yang sekarang bernama Aisha, akan terjerumus ke dalam jebakan yang salah atau dikhianati oleh suaminya. Namun, Aisha dan Muhammad tetap teguh pada keputusan mereka untuk bersama-sama, dan akhirnya mereka menikah di sebuah masjid di lingkungan mereka.

Meskipun awalnya sulit, keluarga Aisha akhirnya menerima keputusannya. Ibunya, Marjory Rogers, bahkan mengikuti jejak Aisha dan memeluk Islam. Transformasi Marjory menjadi seorang Muslim yang taat adalah bukti nyata dari pengaruh positif yang dimiliki Aisha terhadap orang-orang di sekitarnya.

Namun, proses dakwah Aisha tidak berhenti di situ. Ia merasa panggilan untuk berbagi kebenaran yang ia temukan dengan orang lain, terutama keluarga dan teman-temannya. Setiap Senin, selama 13 tahun terakhir, Aisha membuka majelis di lingkungannya untuk berdiskusi tentang Islam dan membantu mereka yang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan spiritual mereka.

Tidak hanya itu, Aisha juga membantu wanita-wanita lain yang tertarik untuk mempelajari Islam. Dalam kelas-kelasnya, ia menyambut pertanyaan dengan sabar dan memberikan penjelasan yang jelas tentang ajaran Islam. Wanita-wanita ini berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki motivasi yang berbeda untuk belajar tentang Islam, tetapi Aisha selalu siap membantu mereka dalam perjalanan mereka.

Salah satu orang yang terpengaruh oleh ajaran Aisha adalah Trudy, seorang dosen di Universitas Glasgow. Awalnya, Trudy hanya menghadiri kelas-kelas Aisha karena tugas penelitian, tetapi lambat laun ia mulai tertarik dan akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam. Kisah Trudy adalah contoh nyata dari bagaimana dakwah Aisha telah menciptakan dampak yang positif dalam hidup seseorang.

Selain membantu orang lain memahami Islam, Aisha juga memiliki peran yang penting dalam mendidik anak-anaknya tentang agama. Meskipun tantangan-tantangan yang muncul di sepanjang jalan, Aisha dan Muhammad selalu berusaha untuk menjaga keberagamaan keluarga mereka. Anak-anak mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, di mana nilai-nilai Islam menjadi pedoman utama dalam kehidupan mereka.

Kisah Aisha tidak hanya tentang perjalanan pribadinya, tetapi juga tentang bagaimana dia menjadi agen perubahan dalam komunitasnya. Melalui pembukaan majelis dan berbagi pengetahuan tentang Islam, dia telah membantu lebih dari 30 orang memahami dan memeluk agama ini. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana satu individu bisa memiliki dampak yang besar dalam masyarakat.Selain itu, kisah cinta antara Aisha dan Muhammad juga menunjukkan bahwa agama tidak hanya tentang hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga hubungan horizontal antara manusia. Keduanya saling mendukung dan mendorong satu sama lain dalam perjalanan spiritual mereka, menciptakan ikatan yang kuat dalam pernikahan mereka.Kisah Aisha Bhutta adalah pengingat bagi kita semua bahwa pencarian kebenaran adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan, tetapi pada akhirnya, itu membawa kepuasan dan kedamaian yang sejati (Harr).

Sumber : Viva